Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Si Juru Masak dan Kebisingan-Kebisingan Membosankan

Gambar
Kehidupan selalu mendatangkan hal-hal aneh yang akan memancing hasratmu untuk melampiaskan ketololan. Untuk menjadi seperti wali, kata si tukang masak, tugasmu hanyalah meredam hasrat impulsif itu secara terus-menerus. Juru masak itu sudah 28 tahun mengasah ketebalan gendang telinganya dan akhirnya ia memilih untuk tinggal bersama bandit-bandit di daerahnya. Cerita ini bermula ketika Saud terpelanting karena motor butut yang ditungganginya memberontak saat ia menarik rem. Akibat tidak terbiasa mengalami kejadian semacam itu, tulang sikunya tak mau kembali ke posisi semula dan ia memutuskan berbaring di tengah jalan menunggu pertolongan tuhan mendatanginya. Kang Soleh yang sedang melintas di jalan itu  tidak ingin menambah kerepotannya dengan mendatangi Saud. Biarlah ia ditangani aparat nanti, sudah ratusan juga yang meninggal di jalan itu. Menyelamatkan satu nyawa tidak akan merubah apa pun. Bisa-bisa malah menambah urusan dengan aparat. Kang Soleh adalah orang terakhir yang lewat di j

Perkara yang Tak Akan Pernah Lunas

Gambar
Dunia menggelap seketika, sebelum aku berada di trotoar jalan ketika pengelihatanku mulai pulih. Orang-orang ramai mengerumuniku. Mereka begitu antusias seperti melihat pertunjukan sulap. Satu dua orang terlihat sangat sibuk dan gegabah seperti dikejar-kejar waktu. Sebuah kendaraan beroda empat berhenti di dekat kerumunan dan satu dua orang gegabah tadi menggotongku ke dalam kendaraan itu. Aku duduk di kursi belakang, ditemani seorang pemuda yang diselimuti kepanikan dan matanya menyorotkan iba ketika bertumbukan dengan mataku. Mobil itu melaju kencang dan aku masih tidak tahu apa yang barusan terjadi. Rasa perih dan nyeri perlahan hinggap di kepalaku. Aku merasa tidak nyaman dengan kepalaku sendiri dan mulai memeriksanya dengan tanganku. Darah pekat menempel di telapak tangan. Aku mulai mengerti ke mana mobil ini akan membawaku. Tetapi aku sampai tujuan lebih dahulu sebelum mobil itu kemudian menyusulku. Jarum infus masih menempel di tanganku ketika aku terbangun untuk kedua kalinya.