Kawakawa

Tahukah kau, dengan berfikir sesuatu itu sulit, kita sebetulnya sedang menambah kesulitan. Itulah yang selalu ditanamkan Ali Krompyang dalam benaknya, dan selalu dilupakannya juga. Senin ini ia tidak melakukan kerajinan tangan di kamar mandi seperti pagi-pagi biasanya. Ali terlihat agak bersinar ketika duduk-duduk di depan rumahnya. "Hari ini kau tidak tampak begitu suram," kata Riski Bogel sambil lalu. Pagi itu Bogel pergi ke sawah mengantarkan makan siang untuk bapaknya. Seminggu lalu, kejadian tidak masuk akal menghampiri desa Ali. Awan-awan menggelap dan berkumpul di atas sawah bapak Bogel. Orang-orang mengira akan terjadi badai dahsyat yang akan merubuhkan rumah-rumah dan menggagalkan panen musim itu. Bapak-bapak bergegas keluar rumah untuk mengusir awan jahat; sedangkan para ibu dan anak-anak bersembunyi di dalam rumah. Mereka keluar rumah menabuh segala macam perkakas dapur yang dapat mengeluarkan bunyi nyaring. "Buat apa kita mengusir awan jahat itu, lihatlah awa

Apa kau pernah memikirkan kepada siapakah pertama kali kau ingin membagikan cerita setelah kau mengalami sebuah peristiwa? Akhir-akhir ini aku sering melamunkan hal itu. Bisikian itu kudapati ketika aku senam pagi di sebuah warmindo dekat rumah. Kebiasan rutin yang sudah kujalani tiga hari ini. Pagi itu aku melihat seorang anak yang duduk di kursi roda sedang makan bersama ibu dan saudaranya. Anak itu bernama Hamzah, kakinya tak bisa berjalan lagi setelah ia sempat terjerembab ke dalam got bersama mobil sedan yang menabraknya dua tahun lalu. Hari itu aku sedang merokok di teras kos ketika Hamzah mengalami kcelakaan. Ibuku bilang, "Pulanglah sore nanti, Ibu bawa ayam kecap dari rumah simbah." Aku tak membalas pesan ibu. Mebuka whatsapp berarti mengumumkan kepada semua kontak bahwa kita sudah bisa membalas pesan yang mereka kirimkan. Ada tanda online di bawah nama kita. Padahal boleh jadi kita hanya ingin membalas satu pesan saja dan enggan menggubris pesan yang lain. Sore keti